Musim Hujan Makassar Bulan Berapa

Sifat hujan di Makassar masih kategori normal

Sifat hujan di Makassar masih termasuk kategori normal. Vidyana menjelaskan sifat hujan ditetapkan berdasarkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama periode musim hujan terhadap rata-ratanya dalam rentang yang sama.

Jika perbandingannya kurang dari 85 persen, maka sifat hujannya di bawah norma. Jika perbandingannya 85-115 persen maka sifat hujannya normal. Kemudian jika perbandingannya lebih dari 115 persen maka sifat hujannya di atas normal.

"Curah hujan selama periode musim hujan untuk di zona musim tersebut ternyata akumulasinya pada kategori normal," kata Vidyana.

Prediksi awal musim hujan di Sulsel bervariasi

Dari data yang dipaparkan Vidyana, terlihat bahwa prediksi awal musim hujan di wilayah Sulawesi Selatan bervariasi. Pada bulan Oktober 2024, sebanyak 37,5 persen wilayah Sulawesi Selatan mulai memasuki musim hujan.

Selain seluruh wilayah Makassar, ada Enrekang, Parepare, Pinrang. Kemudian, sebagian besar Barru, Gowa, Maros, Pangkep, Tana Toraja serta bagian utara Bantaeng dan Takalar.

Kemudian, sebagian kecil barat Sidrap, bagian barat Bulukumba, Sinjai dan Soppeng, bagian barat dan selayan Luwu, bagian barat daya Bone dan Palopo serta bagian selatan Toraja Utara dan bagian utara Wajo.

Selanjutnya sebanyak 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan baru memasuki musim hujan pada Maret 2025 yaitu bagian timur Bone dan sebagian kecil utara Sinjai. Lanjut ke bulan April yang juga 4,17 persen yakni sebagian kecil utara Bone, sebagian kecil tengah Sidrap serta bagian tengah dan selatan Wajo.

TRIBUN-TIMUR.COM - Kapan hujan turun di Makassar, Sulsel?

Kemarau bekepanjangan saat ini sedang melanda kota ini ditambah dengan suhu udara sangat ekstrem.

Pada tanggal 24 September 2023, suhu udara di Makassar diprediksi bisa mencapai 40° Celcius sebagaimana data dilansir situs prakiraan cuaca AccuWeather.

Dari situs tersebut juga diperoleh data, diprakirakan hujan akan mulai turun kembali di kota ini pada akhir November 2023.

Situs AccuWeather menyebut, hujan agar mengguyur kota ini selama 4 hari berturut-turut, mulai, Senin (27/11/2023) hingga Kamis (30/11/2023).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) juga telat memprakirakan bahwa musim hujan di Makassar dan sebagian wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) diperkirakan baru akan terjadi sekitar November hingga Desember 2023.

Namun, diperhatikan bahwa fenomena El Nino akan tetap membuat curah hujan tetap rendah.

Baca juga: Waspada! Warga Makassar Berpotensi Dipanggang di Suhu 40 Derajat pada 24 September Nanti

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah, mengingatkan bahwa situasi ini harus diwaspadai dan memerlukan tindakan lebih lanjut, terutama dalam pengelolaan air dan pelestarian lingkungan.

Kondisinya semakin memprihatinkan karena dalam 60 hari terakhir, wilayah ini tidak mendapatkan hujan, yang dapat mengakibatkan penurunan tingkat air tanah. Kondisi ini juga meningkatkan risiko kekeringan di Makassar dan sebagian wilayah Sulsel.

Menurut Hanafi Hamzah, biasanya, bahkan selama musim kemarau, Makassar dan sekitarnya masih menerima hujan setidaknya selama lima hari dalam sebulan. Namun, pada Agustus lalu, tidak ada hujan sama sekali, yang menjadi sebuah fenomena yang luar biasa.

Hal ini terjadi karena suhu permukaan air laut yang masih tinggi dan dipicu oleh fenomena Nino 34 di wilayah Pasifik yang menunjukkan keberlanjutan hingga Februari 2024.

BMKG juga mencatat bahwa saat ini wilayah Makassar dan sekitarnya masih berada dalam puncak musim kemarau.

Suhu udara beberapa hari terakhir mencapai 35 derajat Celsius, dengan suhu tertinggi terjadi pada jam 14.00 hingga 16.00 Wita.

Hanafi Hamzah menambahkan bahwa El Nino saat ini berada pada kategori moderat, dan mereka memprediksi bahwa pada awal 2024 atau setelah Februari 2024, intensitasnya akan menurun.(*)

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Forecaster Staklim Sulsel BMKG Wilayah IV Makassar, Vidyana Andika menyebut, puncak musim hujan di Makassar diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025.

“Di bulan Januari 2025, sebanyak 20, 83 persen wilayah mengalami puncak musim hujan,”jelasnya, Minggu (1/10/2024).

Selain Makassar, ada juga Jeneponto, Maros, Pangkep, Takalar, sebagian besar Gowa, bagian selatan Barru dan Soppeng serta bagian barat Bone dan Bantaeng.

Baca Juga : Pjs Wali Kota Makassar Pimpin Rakor Sabtu Bersih, Antisipasi Banjir dan Jaga Kebersihan Lingkungan

Sebelum itu, pada Oktober 2024, sudah ada 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan yang mengalami puncak musim hujan salah satunya yakni bagian selatan Luwu.

“Pada November juga ada 4,17 persen yakni bagian selatan Enrekang, sebagian tengah Luwu dan bagian utara Sidrap,”

Bulan Desember ada 12,5 persen wilayah yang meliputi seluruh wilayah Parepare dan Selayar, bagian utara Barru, bagian selatan Pinrang, bagian barat Soppeng dan Sidrap.

Baca Juga : Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Bali hingga Lombok

“Pada Februari ada 4,17 persen wilayah yang meliputi sebagian kecil utara Luwu dan sebagian besar Luwu Utara,”

Sementara itu, April 2025 sebanyak 12,5 persen yaitu seluruh wilayah Luwu Timur, sebagian besar Toraja Utara dan Palopo, bagian utara dan barat Luwu Utara, sebagian kecil utara Luwu dan Tana Toraja.

Kemudian, pada Mei 2025 sebanyak 12,5 persen wilayah yang mencakup bagian timur Bone dan Bulukumba, bagian barat Pinrang dan Tana Toraja, serta bagian timur laut Sinjai.

Baca Juga : Prakiraan Cuaca Kota Makassar dan Sekitarnya Hari ini 15 April 2024: Diprediksi Hujan

“Pada Juni 2025 ada 29,17 persen wilayah yang mencakup sebagian besar Bantaeng, Sinjai, Soppeng, Tana Toraja, Wajo, bagian utara dan barat daya Bone, bagian barat Bulukumba dan Sidrap, bagian utara Enrekang, bagian tengah Luwu, bagian selatan Palopo dan Toraja serta bagian timur Gowa dan Pinrang,”

Meski telah memaparkan prediksi BMKG, Vidyana meminta seluruh masyarakat untuk tetap memperhatikan prakiraan cuaca untuk lebih memastikan kepastian.

“Tentu saja selalu menyiapkan diri baik petani atau bukan, dan baik itu musim kemarau atau hujan, harus selalu siaga, pastiin informasi yang diterima dari data yang valid,” pungkasnya.

Baca Juga : Update, BMKG Prediksi Hari Idulfitri Makassar akan Diwarnai Hujan Ringan

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hujan mengguyur beberapa wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (15/10/2024) siang.

Di depan Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Jl Sultan Alauddin, hujan terpantau cukup deras hingga menyebabkan genangan air di beberapa ruas jalan.

Tak hanya di wilayah selatan, hujan juga melanda bagian utara kota, seperti di Kecamatan Ujung Tanah dan kawasan kantor Gubernur Sulsel di Jl Urip Sumoharjo.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memastikan bahwa hujan ini bukan pertanda datangnya musim penghujan.

Menurut Staf Prakiraan Cuaca BMKG, Farid, hujan tersebut dipicu oleh dua fenomena cuaca yang sementara, dan prediksi cuaca ke depan menunjukkan kondisi kering kembali.

Baca juga: Makassar Diprediksi Hujan 2 Hari, Puncaknya Januari 2025

"Hujan yang terjadi hari ini di Makassar bukanlah pertanda musim hujan. Berdasarkan prediksi, kondisi akan kembali kering mulai besok hingga 23 Oktober," kata Farid saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan bahwa musim penghujan di Kota Makassar diperkirakan baru akan dimulai pada akhir Oktober 2024.

Sementara itu, Farid menjelaskan dua fenomena yang memicu terjadinya hujan pada siang ini.

Pertama, suhu muka laut yang tinggi di Selat Makassar yang memicu hujan.

“Kedua, adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), atau gelombang awan hujan dari arah barat," jelas Farid.

Meskipun hujan cukup deras, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak dan tetap mengikuti perkembangan informasi prakiraan cuaca. (*)

Bisnis.com, MAKASSAR - Hujan akhirnya mengguyur Kota Makassar serta sebagian wilayah Kabupaten Maros dan Gowa, Sulawesi Selatan (Susel) pada Senin (23/10/2023) sore. Berdasarkan pantauan, hujan yang turun pertama kali pasca kemaruau ini berintensitas ringan dengan disertai petir dan awan tebal.

Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Agusmin Hariansah mengatakan kondisi ini mengindikasikan wilayah Sulsel terutama bagian selatan telah mulai masuk masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Hal tersebut ditandai dengan terpantaunya awan Cumulonimbus yang mulai tumbuh dan mengarah ke langit Makassar.

Saat ini terpantau terdapat awan cumulonimbus yang tumbuh di atas wilayah Makassar dan sekitarnya, dimana awan tersebut dapat mengakibatkan hujan sedang disertai kilat atau petir dan angin kencang secara tiba-tiba. Namun jika hujan disertai petir yang terjadi seperti ini kemungkinan tidak berlangsung berturut-turut di hari berikutnya karena hanya merupakan salah satu tanda peralihan ke musim hujan.

"Awan cumulonimbus atau awan tumpukan akan membawa hujan besar yang masuk ke wilayah Makassar dan sekitarnya, itu merupakan hal normal dan tentunya sebagai masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan," jelas Agusmin di Makassar, Senin (23/10/2023).

Kondisi ini tentu bisa menjadi angin segar bagi kondisi iklim Makassar dan sekitarnya dan beberapa bulan belakangan mengalami kekeringan. Pemerintah Provinsi Sulsel bahkan sebelumnya telah menetapkan tiga daerah di wilayahnya masuk status tanggap darurat, yaitu Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Jeneponto.

Status tersebut ditetapkan menyusul kekeringan yang melanda di daerah tersebut akibat dampak fenomena El Nino.

"Kekeringan sudah menyebabkan krisis air yang memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu kami mulai meningkatkan status daerah-daerah itu menjadi tanggap darurat," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis.com, MAKASSAR — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan di Makassar dan sebagian wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) baru akan terjadi sekitar November hingga Desember 2023. Meskipun begitu, adanya fenomena El Nino akan membuat curah hujan tetap rendah.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar Hanafi Hamzah mengatakan jika situasi ini patut diwaspadai dan butuh tindakan lebih lanjut, terutama dalam manajemen air dan pelestarian lingkungan. Pasalnya, dalam 60 hari terakhir wilayah ini sudah tidak diguyur hujan yang dapat memicu penurunan kadar air tanah. Kondisi ini juga membuat risiko kekeringan di Makassar dan sebagian wilayah Sulsel semakin meningkat.

"Biasanya, meskipun musim kemarau, Makassar dan sekitarnya masih tetap turun hujan minimal selama lima hari dalam sebulan. Tetapi pada Agustus lalu, tidak ada hujan sama sekali," ungkap Hamzah, Kamis (7/9/2023).

Kondisi ini, ditambahkannya, disebabkan karena suhu permukaan air laut yang masih tinggi dengan fenomena yang terindikasi dari Nino 34 di wilayah Pasifik dan diproyeksikan akan berlanjut hingga Februari 2024.

BMKG juga melaporkan, di wilayah Makassar dan sekitarnya saat ini masih dalam puncak musim kemarau. Kondisi suhu udaranya berdasarkan pantauan beberapa hari terakhir mencapai 35 derajat celcius, dengan suhu tertinggi terjadi pada pukul 14.00 Wita hingga 16.00 Wita.

"El Nino saat ini menunjukkan kategori moderat dan kami memprediksi pada awal 2024 atau lepas Februari 2024 intensitasnya akan menurun," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini telah memasuki musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV memprakirakan Makassar akan masuk musim penghujan pada 11 November 2023.

"Diperkirakan wilayah Makassar dan sekitarnya itu memasuki musim penghujan pada dasarian yang kedua antara tanggal 11 sampai 20," ujar Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Rizky Yudha Pahlawan kepada detikSulsel, Senin (6/11/2023).

Rizky menjelaskan awal musim hujan ditandai dengan peristiwa turun hujan pada 10 hari pertama dan 20 hari berikutnya. Curah hujan yang dihasilkan juga harus melebihi batasan yang telah ditetapkan BMKG.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari BMKG sendiri itu memberikan batasan untuk menandakan suatu wilayah itu telah memasuki musim hujan, yaitu curah hujan dalam satu dasarian (yakni) dalam 10 hari itu tadi curah hujannya lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 dasarian setelahnya seperti itu," jelasnya.

"Jadi kalau misalkan nih nanti tanggal 11 sampai 20 hujannya sudah 50 milimeter terus nanti dasarian ketiga November dan dasar yang 1 Desember itu juga curah hujannya di atas 50 berarti dasarian 2 tadi itu sudah memasuki musim hujan seperti itu," tambahnya.

Jika prediksi BMKG tersebut tepat, maka puncak musim penghujan diprediksi terjadi Januari 2024 mendatang. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan BMKG, Makassar sudah mengalami keterlambatan perpindahan musim selama 20 hari.

"Secara umum, El Nino yang memberikan pengaruh signifikan terhadap penundaan datangnya awal musim hujan ini," ungkap Rizky.

Untuk diketahui, dalam satu bulan terbagi menjadi tiga dasarian. Tiap satu dasarian terdapat 10 hari di dalamnya.

"Iya jadi 1 bulan itu terbagi menjadi tiga dasarian, jadi dasarian satu dasarian dua dan dasarian tiga. Dasarian satu itu dari tanggal 1 sampai tanggal 10, dasarian yang kedua itu tanggal 11 sampai tanggal 20, dasarian yang tiga itu tanggal 21 sampai akhir bulan," tutupnya.

Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menanggapi turunnya hujan perdana di sejumlah wilayah kota itu dan kabupaten sekitarnya, meski belum deras pada Senin 23 Oktober 2023.

"Saat ini terpantau terdapat awan konvektif (cumulonimbus) yang tumbuh di atas wilayah Makassar dan sekitarnya, dimana awan tersebut dapat mengakibatkan hujan sedang, dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang secara tiba tiba," ujar Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Agusmin Hariansah, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Menurutnya, awan Cumulonimbus atau awan tumpukan akan membawa hujan besar yang masuk ke wilayah Makassar dan sekitarnya itu merupakan hal normal dan tentunya sebagai masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

"Ini masih hal yang lumrah atau normal untuk hujannya. Tapi ini salah satu fenomena yang sering muncul saat musim peralihan atau transisi," ujarnya.

Saat ditanyakan apakah dengan tanda-tanda tersebut hujan mulai turun dan menandakan fase El Nino telah berakhir, Agusmin mengatakan seharusnya sudah masuk musim transisi dari kemarau ke hujan.

Baca juga: BMKG: Waspada angin kencang pada musim kemarau di Sulsel

"Tapi perlu penekanan atau digarisbawahi, hujan petir yang terjadi seperti ini tidak berlangsung berturut-turut di hari berikutnya, tapi kejadian atau fenomena ini memang salah satu tanda yang biasa terjadi di musim peralihan," tuturnya.

Sedangkan hujan yang turun tidak beraturan dengan potensinya ringan terjadi pada beberapa wilayah sekitar Makassar dan sebagian Kabupaten Gowa dan Maros bagian tengah dan timur.

Meski demikian, pihaknya mengimbau masyarakat agar mengikuti perkembangan cuaca di website resmi BMKG serta media sosial guna mengetahui informasi kondisi cuaca terbaru.

Berdasarkan pantauan, hujan rintik dengan disertai gemuruh guntur dengan awan cukup tebal menyelimuti sebagian wilayah kota Makassar. Meski demikian, hujan tersebut tidak merata, namun awan mendung sudah terlihat.

Baca juga: BMKG: Cuaca panas di Makassar hingga pertengahan Oktober

Pewarta: M Darwin FatirEditor: Risbiani Fardaniah Copyright © ANTARA 2023

Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memprediksi musim kemarau akan berakhir dan musim penghujan sudah masuk hingga menyebabkan hujan tidak merata di beberapa wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya. "Hujan yang terjadi itu hanya sebagian wilayah Makassar dan sekitarnya yang mengalami hujan ringan. Saat ini masih masa peralihan musim (kemarau) ke musim hujan," ujar Staf Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Farid saat dikonfirmasi, Kamis. Menurutnya, hujan yang terjadi Kamis pagi tadi pada beberapa titik di wilayah kota dipengaruhi awan kecil berskala lokal hingga mengakibatkan hujan dengan intensitas ringan. "Ini diakibatkan oleh awan-awan konvektif kecil dengan skala lokal, karena pemantauan dari citra satelit tidak terdeteksi awan tersebut," tuturnya menjelaskan. Kendati demikian, kata Farid, awal musim hujan ditentukan berdasarkan jumlah curah hujan dalam satu dasarian sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Sebelumnya, BMKG memprakirakan cuaca di sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi hujan dengan intensitas ringan. "Untuk Pulau Sulawesi, kondisi cuaca berawan diprakirakan terjadi di wilayah Makassar," kata Prakirawan Hasalika Nurjana dalam saluran Youtube BMKG, di Jakarta, Kamis. Hujan dengan intensitas ringan diprakirakan terjadi di wilayah Palu dan Kendari. Untuk wilayah Gorontalo dan Manado diprakirakan hujan dengan intensitas sedang. Kemudian untuk wilayah Mamuju, Sulawesi Barat perlu diwaspadai akan potensi hujan yang dapat disertai dengan kilat maupun petir. Sedangkan di wilayah Maluku dan Papua umumnya terjadi hujan dengan intensitas ringan seperti di wilayah Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya, dan juga Merauke.

Makassar, IDN Times - Kota Makassar di Sulawesi Selatan belakangan memang dilanda cuaca yang cukup panas. Hal ini pun membuat publik menantikan kapan wilayah ini masuk musim hujan.

Forecaster Staklim Sulsel BMKG Wilayah IV Makassar, Vidyana Andika, memaparkan awal musim hujan di Kota Makassar akan terjadi mulai akhir bulan Oktober 2024 atau dasarian ketiga. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/10/2024).

Vidyana menjelaskan awal musim hujan ditandai dengan curah hujan selama satu dasarian atau 10 hari yang jumlahnya lebih dari 50 mm. Kondisi ini diikuti dua dasarian berikutnya atau jumlah curah hujan selama tiga dasarian berturut-turut lebih dari 150 mm.

"Untuk prediksi awal musim hujannya berada di Oktober dasarian ketiga. Karena dari Oktober dasarian ketiga sampai November kedua, curah hujannya sudah lebih dari 50 mm secara berturut-turut," kata Vidyana.

Puncak musim hujan Makassar diprediksi pada Januari 2025

Sebagaimana awal masuk musim hujan yang bervariasi, maka puncak musim hujan di Sulsel juga bervariasi. Untuk Makassar, puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025.

Di bulan Januari 2025, sebanyak 20, 83 persen wilayah mengalami puncak musim hujan. Selain Makassar, ada juga Jeneponto, Maros, Pangkep, Takalar, sebagian besar Gowa, bagian selatan Barru dan Soppeng serta bagian barat Bone dan Bantaeng.

Pada Oktober 2024, sudah ada 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan yang mengalami puncak musim hujan salah satunya yakni bagian selatan Luwu. Pada November juga ada 4,17 persen yakni bagian selatan Enrekang, sebagian tengah Luwu dan bagian utara Sidrap.

Di bulan Desember ada 12,5 persen wilayah yang meliputi seluruh wilayah Parepare dan Selayar, bagian utara Barru, bagian selatan Pinrang, bagian barat Soppeng dan Sidrap. Pada Februari ada 4,17 persen wilayah yang meliputi sebagian kecil utara Luwu dan sebagian besar Luwu Utara.

Pada April 2025 sebanyak 12,5 persen yaitu seluruh wilayah Luwu Timur, sebagian besar Toraja Utara dan Palopo, bagian utara dan barat Luwu Utara, sebagian kecil utara Luwu dan Tana Toraja.

Kemudian, pada Mei 2025 sebanyak 12,5 persen wilayah yang mencakup bagian timur Bone dan Bulukumba, bagian barat Pinrang dan Tana Toraja, serta bagian timur laut Sinjai.

Pada Juni 2025 ada 29,17 persen wilayah yang mencakup sebagian besar Bantaeng, Sinjai, Soppeng, Tana Toraja, Wajo, bagian utara dan barat daya Bone, bagian barat Bulukumba dan Sidrap, bagian utara Enrekang, bagian tengah Luwu, bagian selatan Palopo dan Toraja serta bagian timur Gowa dan Pinrang.

Baca Juga: BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Panas di Makassar